Islam Memuliakan Wanita


Sobat Muslim yang dimuliakan oleh Allah, puji syukur sudah selayaknya qt ucapkan karena hingga detik ini Allah masih memberikan nikmat yg melimpah kpa qt,,nikmat iman, nikmat sehat dlsb yang pastinya tidak akan bisa qt hitung...
“habis gelap terbitlah terang”...sobat pasti sudah ngeh dengan kalimat tersebut...yap di tanggal 21 April ini para perempuan bahkan muslimah, mulai dari anak TK sampai PT berbondong-bondong memperingati hari kartini.. but how about us??lucu dong qt yg udah Mahasiswa Cuma ngikut doang tanpa tahu apakah benar nih Kartini itu pejuang GENDER yang dikenal dengan EMANSIPASI wanita..? n bagaimana juga Islam memandang hal tsb? So M & G kali ini perlu mengungkapkan bahwa sejarah istilah ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ itu berasal dari Al-Quran (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur).
Sobat qt seringkali ngomong Emansipasi, tapi nyadar tidak, apa sih emansipasi itu??..emansipasi berasal dari bahasa Inggris yang artinya pembebasan, merdeka. Berarti sebelumnya terbelenggu dan terjajah dong?..emansipasi yang diidentikkan dengan perjuangan Kartini sebenarnya sangat dipaksakan, bagaimana tidak karena ternyata sebenarnya Kartini yang hidup dimasa penjajahan Belanda memang mengalami penajajahan dalam segala bidang, mulai pendidikan, ekonomi bahkan untuk mengetahui ajaran agama ( baca: Islam) sangat sulit sekali, sehingga walaupun mereka Islam namun pemahaman ajaran agamanya tidak tahu..
 “Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?”

Nah itulah salah satu ungkapan Kartini yang menjadi bukti bahwa ketertindasan masyarakat pada waktu itu akibat penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dan akibat tidak kenalnya masyarakat pada waktu dengan Islam walaupun mereka orang Islam. Kartini menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa ALLAH-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur). Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yangberarti dari gelap kepada cahaya karena Kartini merasakan sendiri proses perubahan dirinya, dari kegelisahan dan pemikiran tak-berketentuan kepada pemikiran hidayah (how amazing…).

Dari situlah Kartini bertekad untuk berupaya memperbaiki citra Islam yang selalu dijadikan bulan-bulanan dan sasaran fitnah. Dengan bahasa halus Kartini menyatakan : “Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai.” [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]..
Begitulah ternyata perjuangan Kartini saat ini sudah mengalami pergeseran yang amat jauuuh sekali, sudah salah kaprah sobat..ngeri deh

BAGAIMANA ISLAM MEMULIAKAN WANITA?
Kalau qt tengok sejarah di dunia, ternyata kultur bangsa2 saat itu menempatkan wanita di posisi yang tidak terhormat. Bangsa Yunani menganggap wanita tidak punya kedudukan sedikitpun di masyarakat, bahkan sebagai penyebab penderitaan..di peradaban Yahudi bahwa celakalah orang2 yang mempunyai Anak perempuan.
Begitu pula pada zaman Arab jahiliyah yang menempatkan wanita dengan tidak terhormat, kalau ada lahir bayi perempuan akan dikubur hidup2. Sedangkan Islam menganggap sejak lahir perempuan sudah memiliki hak-hak dan kedudukan yang mulia, bahkan setara dengan laki-laki jika iman dan taqwa. Mungkin emansipasi dan kesetaraan gender memang pernah dijadikan harapan di negara2 barat yang dulu hidup di era kegelapan (dark ages), perempuan mendapat diskriminasi dan tidak punya hak apa-apa.
Islam sungguh sangat memuliakan wanita dengan ke-khasannya. Tatkala Syari’at Islam Memandang Pria dan Wanita sebagai MANUSIA yang mana hak dan kewajiban itu terkait dengan sifatnya sebagai manusia (bersifat insaniyah), maka syari’at Islam berlaku untuk pria dan wanita tanpa ada perbedaan. Hal ini dapat kita lihat dalam masalah shalat, shaum, zakat, haji, memilki akhlaqul karimah, jual-beli, ‘uqubat (sanksi), belajar-mengajar, berdakwah, dan lain-lain.

Adapun dari Sisi Tabi’atnya Islampun menetapkan hak dan kewajiban khusus, baik bagi pria saja maupun bagi wanita saja. Hal ini Karena memang dari tabiatnya secara fisik memang bentuk laki-laki dan perempuan tidak sama sehingga ada tugas-tugas yang memang tidak bisa dipaksakan untuk sama.

Subhanallah perempuan diberi hak istimewa oleh Allah. Sepanjang hidupnya, dia tidak punya kewajiban mencari nafkah. Ayahnya, saudara laki-lakinya atau suaminya akan mennaggung seluruh biaya hidupnya. Kalau mereka tidak mampu negara WAJIB memberikan santunan.
Jadi perempuan berkiprah di publik adalah untuk menambah KEMULIAAN dirinya dengan mengamalkan ILMU, MENOLONG orang yang tidak mampu dan melaksanakan kewajiban AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR juga dakwah. Berkiprah di ranah publik untuk meningkatkan ketaqwaan, berarti nggak meninggalkan KETAQWAAN, n kewajiban lain dong! Nggak meninggalkan SHALAT, dijaga PERGAULANnya ,tidak membuka AURAT, apalagi mengabaikan anak dan suami. Berbeda dengan sekarang kaan

Naah sobat semua itu akan kita TEMUI dan kita RASAKAN hanya dan JIKA aturan Islam yang sudah ALLAH sampaikan kepada qt dalam Al-Quran itu diterapkan kembali dalam kehiduan qt..sooo tidakkkah qt merindukan kehidupan yang penuh BERKAH tsb?? BACK to ISLAM


0 komentar:

Post a Comment